Kereta api
didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak,
baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan
ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian kereta api hanya dapat
bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya,
hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas
lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak
fleksibel karena jaringannya terbatas.
Kereta api
merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
(kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau
gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau
gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun
barang dalam skala besar. Untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dapat
digunakan rangkaian lebih dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong dengan
beberapa buah lokomotif, seperti kereta api babaranjang (kereta api batutu bara
rangkaian panjang)di Sumatera Selatan.
Kereta api
merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga
sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang
padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai
dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang
besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya
sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya
secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam
kota, antarkota, maupun antarnegara.
Kereta api uap
Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap
air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu
bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan
sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api
dibangun di Indonesia[1]
tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan
lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah
buatan Jerman.Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung seperti ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.
Kereta rel listrik
Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang
bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik
terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani
para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif
listrik.
Kereta api daya magnit
Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan
dari Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan
magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan
bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan
infrastuktur> Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat
tinggi. Tehnologi ini sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara
Bandara Internasional Pudong dengan kota Shanghai[3]
yang dapat berjalan pada kecepatan sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan
lebih rendah juga sudah diujikan di kota Nagoya menuju pusat pameran kota
Nagoya yang disebut sebagai Linimo yang merupakan singkatan dari sistem
penggeraknya yang disebut sebagai linier motor.Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi awal yang sangat besar untuk membangun infrastruktur, khususnya untuk mempersiapkan medan magnit pada infrastrukturnya, sehingga sampai saat ini hanya terbangun secara komersil di Cina dan belum dikembangkan secara komersil ditempat lain.
No comments:
Post a Comment